Semen adalah perekat hidraulis bahan bangunan, artinya akan
jadi perekatan bila bercampur dengan air. Bahan dasar semen pada umumnya ada 3
macam yaitu klinker/terak (70% hingga 95%, merupakan hasil olahan pembakaran
batu kapur, pasir silika, pasir besi dan lempung), gypsum (sekitar 5%, sebagai
zat pelambat pengerasan) dan material ketiga seperti batu kapur, pozzolan, abu
terbang, dan lain-lain. Jika unsur ketiga tersebut tidak lebih dari sekitar 3 %
umumnya masih memenuhi kualitas tipe 1 atau OPC (Ordinary Portland Cement).
Namun bila kandungan material ketiga lebih tinggi hingga sekitar 25% maksimum,
maka semen tersebut akan berganti tipe menjadi PCC (Portland Composite Cement).
Jenis Semen menurut Standarisasi Nasional Indonesia (SNI)
antara lain :
- Semen Portland Putih (White Cement / WC)
digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), sebagai
filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite)
limestone murni.
- Semen Portland Pozolan (Portland Pozzolan Cement / PPC)
Produk ini lebih tepat digunakan untuk bangunan umum dan
bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, seperti:
jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan
irigasi dan fondasi pelat penuh.
- Semen Portland (Portland Cement / PC)
adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan
umum di seluruh dunia karena merupakan bahan dasar beton, dan plesteran semen.
- Semen Portland Campur (Blended Cement / BC)
suatu bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama
dari terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik yang
bersifat tidak bereaksi (inert).
- Semen Mansonry (Masonry Cement / MC)
Semen ini lebih tepat digunakan untuk konstruksi perumahan
gedung, jalan dan irigasi. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan
genteng beton, paving block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
- Semen Portland Komposit (Ordinary Portland Composite /
OPC)
digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan
penggunaan Semen Portland Tipe I dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai
panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan
Semen Portland Tipe I, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan
permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.
- Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement / OWC)
digunakan untuk isolator dan pengeras pada pengeboran minyak
dan gas bumi
- Semen High Alumina (High Alumina Cement / HAC)
digunakan pada refractory atau bangunan-bangunan tahan api
- Semen Anti Bactery ( Anti Bacterial Cement / ABC)
digunakan pada bangunan yang membutuhkan isolasi terhadap
bakteri, seperti instalasi air minum atau septic tank.
- Semen Putih (White Cement / WC)
digunakan sebagai penyekat pada sambungan nat keramik. tidak
untuk dipakai untuk semen konstruksi. biasanya diberikan warna-warni lain
selain putih.
- Semen antiair (Waterprooffed Cement / WPC)
digunakan pada bangunan anti air seperti tangki atau kolam
renang. mengandung bahan anti-air yang lunak dan elastis. tidak dipakai untuk
semen konstruksi
Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
tinggi terhadap sulfat. Cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang
tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi. Sangat cocok untuk
instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan,
pelabuhan,dan pembangkit tenaga nuklir.
Sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka para pengusaha
industri semen berusaha untuk memenuhinya dengan berbagai penelitian, sehingga
ditemukan berbagai jenis semen.
Semen Portland
Water proofed cement
Semen Putih
High Alumina Cement
Semen Anti Bakteri
Oil Well Cement (OWC)
Semen Campur
SEMENT PORTLAND (OPC)
Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :
Semen Portland / Ordinary Portland Cement (OPC) ada 5 jenis
yaitu :
1. Portland Cement Type I (Ordinary Portland Cement)
Semen portland tipe I merupakan jenis semen yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat luas dan dapat digunakan untuk seluruh
aplikasi yang tidak membutuhkan persyaratan khusus. Contohnya, ketika pemilik
rumah atau tukang batu yang sedang mengerjakan proyek atau merenovasi rumah
tinggal akan membeli semen di toko bangunan, mereka hanya menyebut semen, tanpa
menyebut jenis semen apa yang seharusnya digunakan atau cocok dengan lingkungan
pemukiman mereka berada. antara lain : bangunan, perumahan, gedung-gedung
bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
2. Portland Cement Type II (Moderate sulfat resistance)
Semen Portland Tipe II merupakan semen dengan panas hidrasi
sedang atau di bawah semen Portland Tipe I serta tahan terhadap sulfat. Semen
ini cocok digunakan untuk daerah yang memiliki cuaca dengan suhu yang cukup
tinggi serta pada struktur drainase. Semen Portland tipe II ini disarankan
untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang
ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan
pertimbangan utama.
3. Portland Cement Type III (High Early Strength Portland
Cement)
Jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat, sehingga
dapat digunakan untuk perbaikan bangunan beton yang perlu segera digunakan atau
yang acuannya perlu segera dilepas. Selain itu juga dapat dipergunakan pada
daerah yang memiliki temperatur rendah, terutama pada daerah yang mempunyai
musim dingin. Kegunaan pembuatan Jalan beton, landasan lapangan udara, bangunan
tingkat tinggi, bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap
sulfat.
4. Portland Cement Type IV (Low Heat Of Hydration)
Tipe semen dengan panas hidrasi rendah. Semen tipe ini digunakan
untuk keperluan konstruksi yang memerlukan jumlah dan kenaikan panas harus
diminimalkan. Oleh karena itu semen jenis ini akan memperoleh tingkat kuat
beton dengan lebih lambat ketimbang Portland tipe I. Tipe semen seperti ini
digunakan untuk struktur beton masif seperti dam gravitasi besar yang mana
kenaikan temperatur akibat panas yang dihasilkan selama proses curing merupakan
faktor kritis. Cocok digunakan untuk daerah yang bersuhu panas.
5. Portland Cement Type V (Sulfat Resistance Cement)
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton
pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi
seperti : air laut, daerah tambang, air payau dsb
WATER PROOFED CEMENT
Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara
semen Portland dengan “Water proofing agent”, dalam jumlah yang kecil seperti :
Calcium, Aluminium, atau logam stearat lainnya.Semen ini banyak dipakai untuk
konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki
penyimpanan cairan kimia.
WHITE CEMENT (SEMEN PUTIH)
Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk
tujuan konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan
proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya mengandung
oksida besi dan oksida manganese yang sangat rendah (dibawah 1 %).
HIGH ALUMINA CEMENT
High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan
kecepatan pengersan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan
tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari
High Alumina Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang
lebih baik dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu
kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya adalah antara lain :
Rafractory Concrette
Heat resistance concrete
Corrosion resistance concrete
SEMEN ANTI BAKTERI
Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen
Portland dengan “anti bacterial agent” seperti germicide. Bahan tersebut
ditambahkan pada semen Portland untuk “Self Desinfectant” beton terhadap
serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan
fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen anti
bakteri antara lain :
Kamar mandi
Kolam-kolam
Lantai industri makanan
Keramik
Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri
OIL WELL CEMENT
Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur
dengan bahan retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau
organic hidroxid acid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi
kecepatan pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur
minyak atau gas. Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan dan suhu
didasar sumur minyak atau adalah tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan
semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang
mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran
sumur yang dalam. Semen ini masih dibedakan lagi menjadi beberapa kelas sesuai
dengan API Spesification 10 1986, yaitu :
KELAS A Digunakan
untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila sifat-sifat khusus
tidak dipersyaratkan
KELAS B Digunakan
untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan
tahan terhadap sulfat sedang
KELAS C Digunakan
untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan
sifat kekuatan tekan awal yang tinggi
KELAS D Digunakan
untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 sampai 3050 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang sedang
KELAS E Digunakan untuk
sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4270
meter, dengan kondisi suhu dan tekanan
yang tinggi
KELAS F Digunakan untuk
sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4880
meter, dengan kondisi suhu dan tekanan
yang tinggi
KELAS G Digunakan
untuk cementing mulai surface casing sampai dengan kedalaman 2440 meter, akan
tetapi dengan penambahan accelerator atau retarder. Dapat digunakan untuk semua
range pemakaian, mulai dari kelas A sampai kelas E
BLENDED CEMENT (SEMEN CAMPUR)
Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus
yang tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus
tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur.Jenis semen campur :
Semen Portland Pozzolan (SPP)
Portland Pozzolan Cement (PPC)
Portland Blast Furnace Slag Cement
Semen Masonry
Semen Portland Campur (SPC)
Portland Composite Cement (PCC)
Semen Portland Pozzolan (SPP)/(PPC)
Semen Portland pozzolan (SPP) atau dikenal juga sebagai
Portland Pozzolan Cement (PPC) adalah merupakan semen hidrolisis yang terdiri
dari campuran yang homogen antara semen Portland dengan bahan pozzolan (Trass
atau Fly Ash) halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland
dan bahan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara merata semen Portland dan
bahan pozzolon atau gabungan antara menggiling dan mencampur.
Portland Blast Furnace Slag Cement
Portland Blast Furnace Slag Cement adalah semen Portland
yang dicampur dengan kerak dapur tinggi secara homogen dengan cara mencampur
bubuk halus semen Portland dengan bubuk halus slag atau menggiling bersama
antara klinker porland dengan butiran slag.
Activitas slag (Slag Activity) bertambah dengan bertambahnya ratio CaO +
MgO/SiO2 + Al2O3 dan glass content. Tetapi biasanyan keberadaan ratio oksida
dan glass Content tersebut saling berkebalikan. Beberapa sifat slag semen
adalah sabagai berikut :
Jika kehalusannya cukup, mempunyai kekuatan tekan yang sama
dengan semen portland.
Betonnya lebih stabil dari pada beton semen portland
Mempunyai permebility yang rendah
Semen Masonry
Semen masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian
berkembang kebeberapa negara.Secara tradisional plesteran untuk bangunan
umumnya menggunakan kapur padam, kemudian meningkat dengan dipakainya semen
portland yang dicampur dengan kapur padam. Namun karena dianggap kurang praktis
maka diperkanalkan Semen Masonry .
Portland Composite Cement (Semen Portland Komposit) PCC
Menurut SNI 17064-2004, Semen Portland Campur adalah Bahan
pengikat hidrolisis hasil penggilingan bersama sama terak (clinker) semen
portland dan gibs dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil
pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan bahan anorganik lain.
Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blastfurnace slag),
pozzoland, senyawa silika, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6 –
35 % dari massa semen portland composite. Menurut Standard Eropa EN 197-1
Portland Composite Cement atau Semen Portland Campur dibagi menjadi 2 Type
berdasarkan jumlah Aditive material aktif
Type II/A-M mengandung 6 – 20 % aditif
Type II/B-M mengandung 21 – 35 % aditif
Kalau pada Portland Pozzolan Cement (Semen Portland
Pozzolan) aditif yang digunakan hanya 1 jenis maka pada Portland Composite
Cement ini aditif yang digunakan lebih dari 1 jenis atau 2 jenis maka semen ini
dikelompokkan pada TERNARY CEMENT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar